Jumat, 11 September 2009

TRADISI DI KULON PROGO, SAMIGALUH

Kutica

1. Bersih Desa Sidoharjo

Dusun Gebang terletak di wilayah Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Di wilayah ini terdapat satu upacara adat yang dikenal sebagai upacara Bersih Desa Sidoharjo, namun ada juga yang menyebutnya dengan Bersih Dusun Gebang. Upacara adat ini dilakukan satu kali dalam satu tahun oleh warga dusun Gebang di desa Sidoharjo pada bulan Sapar setelah panen pertama; di Sidoharjo, panenan terselenggara dua kali. Sedangkan hari dan tanggal pelaksanaan upacara adat tersebut tidak tetap.

Upacara bersih desa atau dusun tersebut mempunyai beberapa tujuan penting. Warga Sidoharjo ingin bersyukur kepada Tuhan melalui perantaraan para dhayang leluhur desa yang telah memberikan hasil tani yang berlimpah. Selain itu, upacara adat ditujukan untuk keselamatan para warga dengan menolak kekuatan kekuatan gaib, roh atau arwah, dan makhluk halus yang gentayangan yang mengganggu desa melalui perantaraan dhayang Eyang Kertayudha. Harapannya adalah agar warga tidak diganggu.

Tujuan lain adalah untuk membersihkan halangan atau kesusahan yang ada, agar kehidupan seluruh warga tenang dan tenteram. Dalam upacara itu juga terungkap usaha pelestarian pesan para leluhur, Eyang Kertayudha, untuk selalu menjaga seluruh wilayah desa dari gangguan ketentraman, baik yang kelihatan maupun tidak kelihatan. Proses upacara adat Bersih Desa Sidoharjo sendiri dibagi dalam dua tahap, yaitu upacara Mboyong Mbok Sri dan upacara di Sendang Widodaren.

2. Upacara Mboyong Mbok Sri

Upacara Mboyong Mbok Sri ini adalah adat warga yang sebagian besar adalah petani, untuk memuliakan Mbok Sri (Dewi Padi). Setelah panenan pertama, slametan methik biasanya diikuti oleh anak-anak kecil yang membawa ubo rampe seperti janur kuning, kembang setaman, kemenyan, kaca, suri, air kendhi, jajan pasar, bungkusan nasi dan pisang, kemudian dibawa ke areal persawahan.

Setelah pembacaan mantra, pemimpin upacara memotong padi untuk dibuat menjadi boneka penganten disebut Parijata atau Pari Penganten, kemudian anak-anak membawa tangkai padi ke empat pojok sawah tempat padi yang akan dipanen. Sesudah itu nasi dibagi-bagikan kepada yang mengikuti upacara dengan cara diperebutkan sedangkan padi yang dibentuk boneka penganten dibawa pulang dengan digendong dan dipayungi untuk disimpan di dalam lumbung padi.

Masyarakat Jawa menganggap bahwa lumbung padi ini disediakan secara khusus bagi Mbok Sri untuk beristirahat, oleh karena itu, ruangan ini disucikan dan tidak boleh digunakan untuk tidur oleh orang biasa. Di lumbung tersebut, tersimpan juga godhong kluwih, dhadhap serep, godhong mojo, godhong tebu, godhong jatigodhong luh untuk alas dan tutup agar padinya tidak cepat rapuh. Godhong jati mempunyai maksud agar berhati-hati menggunakan padi yang disimpan di lumbung, godhong kluwih digunakan sebagai pengawet padi supaya tahan lama. dan

Rangkaian sesaji upacara Mboyong Mbok Sri adalah sebagai berikut:
- Sambel Gepleng (dele), untuk menyatukan rasa seperti rasa jauh dekat, rasa pedas asin itu semua satu rasa. Sambel gepleng ini dibuat dari bahan dele, cabe, gereh dengan bermacam-macam rasa dijadikan satu sehingga enak rasanya, mengibaratkan menyatunya warga Sidoharjo,
- Dhem-dheman yang terdiri dari godhong dhadhap serep, godhong alang-alang, godhong turi, godhong koro, gandhos katul, dimaksudkan agar tentram karena persediaan hasil panan,
- Srabi/Apem mempunyai maksud agar tentram,
- Gudhangan, lauk pauk campuran sayur-sayuran hasil bumi dengan kelapa dimaksudkan agar kita selalu ingat akan hidup kita yang ditopang oleh tumbuhan hasil bumi, dan
- Tukon Pasar sebagai kelengkapan sasaji yang harus disertakan untuk Mboyong Mbok Sri.

3. Upacara di Sendang Widodaren

Upacara adat ini diselenggarakan di Sendang Widodaren sebagai ungkapan syukur Tuhan atas hasil pertanian yang memuaskan. Para warga membawa padi dan berkumpul di Sendang Widodaren untuk didoakan. Setelah selesai didoakan, padi tersebut bagikan kepada warga yang datang untuk dijadikan benih.

Acara ini bertujuan untuk berdoa supaya hasil panen musim ini bisa melimpah. Tidak ada musibah atau kerugian. Diharapkan Tuhan memberikan rizki-Nya kepada masyarakat. Masyarakat menganggap dengan seperti ini hasil panen mereka akan melimpah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar