Sabtu, 05 September 2009

SASTRA SUFISTIK HAMZAH FANSURI

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kesusastraan Rakyat adalah sastra yang hidup ditengah-tengah rakyat. Cerita yang diturunkan secara lisan dari suatu generasi kepada generasi yang lebih mudah. Sastra tertulis yang hidup di Istana raja. Dalam sastra melayu, batas antara sastra rakyat dan sastra tertulis tidaklah begitu jelas.

Lahirnya sastra lisan lebih dahulu dari pada sastra tertulis, tetapi tidak berarti bahwa dengan lahirnya sastra tertulis, sastra lisan langsung mati. Karena sastra lisan itu hidup bersama-sama dengan sastra tertulis, terutama dikampung-kampung yang terpencil.

Sastra rakyat juga dikenal dengan nama tradisi lisan yang mencakup suatu bidang yang cukup luas, cerita-cerita, ungkapan, peribahasa, nyanyian, tarian, adat, ressam, undang-udang, teka-teki permainan, kepercayaan, dan perayaan semua termasuk dalam sastra rakyat .

Menurut Roolvink, sastra kitab adalah suatu bidang yang luas yang mengkaji tentang alquran, tafsir, tajwid, ilmu sufi, zikir, doa, jimat, wasiat dan kitab tib ( obat-obatan, jampi menjampi). Menurut Siti Baroroh Baried yang dimaksud sastra kitab adalah sastra tasawuf yang berkembang di Aceh pada abad ke 17 ( Dalam Sulatin Sutrisno dan kawan-kawan 1985, hal. 291.) ( Liaw Yock Fang, 41:1999).

Istilah sastra sufistik terdiri dari dua kata, “sastra” dan “sufistik”. Sufistik adalah sifat dari kata “sufi”. Dimana sufi itu sendiri artinya menunjuk pada orang yang menjalankan suatu latihan kerohanian di dalam agama Islam, yang dengan metode tertentu mencoba mendekati dan memahami Allah. Sufi adalah satu aliran dalam islam yang terdapat tingkah laku yang khas. Keseluruhan gerakan tersebut sering juga disebut tasawuf.

Jadi sastra sufi adalah karya sastra yang didalamnya dijabarkan paham, keyakinan dan sifat-sifat yang diambil dari dunia tasawuf. Kesusatraan sufistik sesungguhnya memberikan pengaruh penting dalam perkembangan dalam ajaran islam, karena ajaran islam dapat disampaikan kepada tingkat kefahaman masyarakat secara sesuai dan ajaran yang disampaikan mempunyai daya tarik tersendiri. Tokoh ulama yang menulis tentang kesusatraan sufistik antara lain Hamzah Fansuri.

B. Rumusan Masalah

1. Siapakah Hamzah Fansuri?

2. Apakah hasil karya Hamzah Fansuri?

3. Bagaimana model dan gaya sufistik Hamzah Fansuri?

4. Apakah substansi dalam karya Hamzah Fansuri?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui siapa Hamzah Fansuri.

2. Untuk menetahui karya-karya Hamzah Fansuri

3. Untuk mengetahui model dan gaya sufistik Hamzah Fansuri.

4. Untuk mengetahui substansi-substansi yang tekandung dalam karya Hamzah Fansuri.

PEMBAHASAN

A. Tentang Hamzah Fansuri

Hamzah Fansuri merupakan penyair pertama Bahasa Melayu, dan seorang tokoh tasawuf yang terkenal. Walaupun demikian tidak bnyak yang diketahui tentang riwayat hidupnya. Tentang masa hidupnya pun para sarjana berselisih paham. Kraemen, DoorenBoos dan Winstedt berkata bahwa Hamzah Fansuri hidup pada paruh pertama abad ke 17. Voor hoev dan Drews pula berpendapat bahwa Hamzah Fansuri hidup pada paruh kedua abad ke 16. Tempat lahir Hamzah Fansuri juga menimbulkan perselisihan faham. Pada umumny para sarjana berpendapat bahwa Hamzah Fansuri dilahirkan di Barus, sebuah bandar yang terletak di pantai barat Sumatera Utara diantara Singkel dan Sibolga. Fansuri adalah nam yang diberikan pelaut dan pedagang asing yang menyinggahi Bandar itu untuk berniaga sejenak zaman dahulu kala. Tetapi menrut Syed Nagib al-Attas ( 1967, hal. 46), Hamzah Fansuri dilahirkan di Syahri- Nawi, yaitu Ayuthia, ibu kota siam yang dididirikan pada tahun 1350 ( Liaw Yock Fang, 43: 1993).

B. Hasil Karya Hamzah Fansuri

Sebagian besar karya Hmazah Fansuri ditulis dalam bentuk syair. Karya Hamzah Fansuri yang berupa prosa adalah sebagai berikut.

1) Asrar Al-‘Arifin

Karya ini mengandung nti ajaran wujudiah yang dikembangkan oleh Hamzah Fansuri. beliau menerangkan bahwa Tuhan tiada bercerai dengan sifatNya yaitu hayat, ilm irodat, kodrat, kalam, sami’(mendengar) dan basir( mendengar ). Allah menjadiakn manusia dari tiada dan diberi rupa lengkap dengan telinga, hati. nyawa, dan budi supaya manusia mencari Tuhan.

2) Syarab al-‘Asyikin ( Minuman segala orang yang birahi )

Karya ini menyatakan jalan kepada Allah dan makrifat. karya ini terdiri dari 7 bab:

1. Menyatakn perbuatan syariat yaitu 5 rukun islam.

2. Menyatakan tarikat iada lain adalah hakikat yaitu berupa taubat.

3. Menyatakan bahwa hakikat adalah kesudahan jalannya, yaitu tiada melihat dirinya melainkan Allah.

4. Menyatakan bahwa orang yang sudah mencapai makrifat berart mengetahui rahasia Nabi dan sifat Allah.

5. Menyatakan kenyataan Dzat Tuhan Yang Maha Tinggi dan tidak dapat dipikirkan.

6. Menyatakan sifat Allah yang telah dijelaskan bab 4, hanya saja dibicarakan tentang perbedaan antara Islam dan kafir yang ama-sama dijadika oleh Allah.

7. Menyatakan berahi dan syukur. Berahi berarti menyerahkan diri kepada Allah dan tida takut akan mati.

3) Al-Muntahi

Karya yang semacam pedoman bagi orang yang tsudah arif dala ajara wujudiyah. Hamzah fansuri menyimpulkan ayat-yat suci Al Quran, Hadits, ucapan para sufi dan penyair untuk menjelaskan bahwa, barang siapa yang mengenal dirinya maka mengenal Tuhannya. ( Liaw Yock Fang, 44-46: 1993).

  1. Model dan gaya sufistik Hamzah Fansuri

Sastra sufi merupakan sastra yang cenderung berlandaskan dimensi Islam. Karya-karya Hamzah Fansuri mempunyai peranan terhadap perpuisian Indonesia antara lain sebagai peletak pondasi pembaharu dalam bahasa sebagai media pengucapan puisi dan pembaharu dalam bidang estetika Islam, yaitu pelopor sastra sufi Indonesia. Pemikiran sufistik (Wachdatul wujud) Hamzah Fansuri ini berpijak dari hadits qudsi yang artinya “ barang siapa mengenal dan mengetahi dirinya, maka pasti dia mengetahui Tuhannya“. Hamzah Fansuri berpendapat bahwa Dzat dan hakikat Tuhan itu sama dengan Dzat dan hakikat alam semesta seisinya, yang membedakan adalah metode dan tekhnik penyampaiannya. Adapun salah satu metode dan tekhnik penyampaian wachdatul wujud menurut Hamzah Fansuri adalah Dzat Tuhan melimpah dari kandungan-Nya, yaitu kenyataan yang ada di luar (alam semesta) (Sangidu,2003:30 via Heru Kurniawan,2009:2).

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa Hamzah Fansuri merupakan pelopor estetika Islam pada perpuisian Indonesia modern. Ekspresi filosofis Hamzah fansuri terhadap dimensi cahaya sebagai eksistensi Tuhan berpengaruh puisi-puisi sufi modern yang membicarakan persoalan. Oleh karena itu gaya dan model karya-karya Hamzah Fansuri cenderung mengungkap masalah religi sehingga karya-karyanya termasuk dalam karya sastra sufistik (Heru Kurniawan,2009:2).

Hamzah Fansuri menurut Abdul Hadi W.M., lebih berhasil dalam menyuarakan sastra kesufiannya.Hamzah Fansuri menjadi penyair, yang puisi-puisinya, meletakkan momentum kelahiran sastra sufi. Hamzah Fansuri melahirkan fase paling penting dalam perkembangan tasawuf dan puisi sufi Melayu Klasik (Heru Kurniawan,2009:1-2).

D. Substansi- substansi yang terkandung dalam karya-karya Hamzah fansuri

Pemikiran sufistik yang terdapat pada karya Hamzah Fansuri memberikan substansi pada karya-karya tersebut antara lain adalah:

a. Amanat yang terkandung dalam karya Hamzah Fansuri adalah untuk mengingatkan manusia kepada dzat yang telah menciptkanya dan menjadikan manusia lebih mengenal dan mengetahui tentang dirinya.

b. Dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Dzat yang telah menciptakannya.

c. Menghindarakan manusia dari perbuatan-perbuatan yang melanggar syariat agama.

KESIMPULAN

Istilah sastra sufistik terdiri dari dua kata, “sastra” dan “sufistik”. Sufistik adalah sifat dari kata “sufi”. Dimana sufi itu sendiri artinya menunjuk pada orang yang menjalankan suatu latihan kerohanian di dalam agama Islam, yang dengan metode tertentu mencoba mendekati dan memahami Allah. Sufi adalah satu aliran dalam islam yang terdapat tingkah laku yang khas. Keseluruhan gerakan tersebut sering juga disebut tasawuf. Jadi sastra sufi adalah karya sastra yang di dalamnya dijabarkan paham, keyakinan dan sifat-sifat yang diambil dari dunia tasawuf.

Hamzah Fansuri merupakan penyair pertama Bahasa Melayu, dan seorang tokoh tasawuf yang terkenal. Hasil karya Hamzah Fansuri antara lain adalah :

1. Asrar al-‘Arifin

2. Syarab al-‘Asyikin ( Minuman segala orang yang birahi )

3. Al-Muntahi

Substansi- substansi yang terkandung dalam karya-karya Hamzah fansuri :

a. Amanat yang terkandung dalam karya Hamzah Fansuri adalah untuk mengingatkan manusia kepada dzat yang telah menciptkanya dan menjadikan manusia lebih mengenal dan mengetahui tentang dirinya.

b. Dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Dzat yang telah menciptakannya.

c. Menghindarakan manusia dari perbuatan-perbuatan yang melanggar syariat agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar