Sajak Latief Setia Nugraha
Hari Mendung
Langit pecah dalam bingkai
Di lantai tandus
Mentari menyepi mundur dari hari
Kilauan para mata berkedip-kedip merayu
Payungi dengan gelap mendung
Yogyakarta, 2 Mei 2009
Sajak Latief Setia Nugraha
Ada Yang Tiada
Rumpun kamboja bertabur di malam
Sebagaimana bintang yang tak bersinar
Sekali sapuan semua usai
Gusar mengerlingkan mata
Kutagih sisa rasa yang berakhir
Akhirnya menikmati kesepian
Yogyakarta, 13 Mei 2009
Sajak Latief Setia Nugraha
Pulang
Kuburan riuh dengan tangisan bocah
Yogyakarta, 13 Mei 2009
Sajak Latief Setia Nugraha
Pelangi
Di pagi hari embun memesona dengan cahaya
Ciptakan senyum pelangi
Rumput-rumput berbisik dengan matahari
Waktu dahan-dahan bersiap rontok
Untuk sembunyi dari singkapan cahaya
Apakah cahaya sudah mulai berkemas?
Aku malu, embun tak lagi di pelukan
Di malam tiada gemintang
Bersama langit yang senentiasa gelisah
Pelangi kembali
Yogyakarta, 13 Mei 2009
Sajak Latief Setia Nugraha
Berteduh Di Bawah Hujan
Berteduh di bawah hujan
Pandangi gelap malam yang terus menetes
bersama deras
Mengalir di hadapanku mengarus di selokan
Cahaya petir yang sesekali, berteriak-teriak
Bercumbu dengan air selokan
Yogyakarta, 21 Mei 2009
Sajak Latief Setia Nugraha
Karunia 2
Langit menimang bulan
Kau juga awan
Selimuti segala cahayanya
Jadikan makrifat keheningan
Embun menangis titihkan embun
Meleleh di kuncup-kuncup bunga
Tangis yang pecah sejadi-jadinya
Dimana-mana
Yogyakarta, 21 Mei 2009
Sajak Latief Setia Nugraha
Dalam Duka
Langit berbintang
Tapi turun hujan
Bulan Purnama
Namun terkubur mendung
Bilamana malam cerai dengan gelap
Akankah bulan dan bintang berduka?
Yogyakarta, 24 Mei 2008
Kamis, 10 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sing wong sastra ngono...mas dab.....
BalasHapusvisit my blog http://www.nur-akhwan.co.cc/
hahahahhaha
BalasHapus